Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Manusia yang
baik adalah manusia yang bisa menjalin dan mempererat persaudaraan antar sesama
manusia.
Ada
3 macam persaudaraan (ukhuwah):
1.
Ukhuwah Islamiyah, yang berarti
persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar keagamaan (Islam) baik dalam
skala lokal, nasional, maupun internasional, selama aqidahnya sama (laa ilaaha
illallah) maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan
sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al Hujurat
ayat 10, yang artiya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
saudara, oleh karena itu pereratlah simpul persaudaraan diantara kamu dan
bertaqwalah kepada Allah SWT, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmat”.
2.
Ukhuwah wathaniyyah, yang berarti
persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kebangsaan, tanpa membedakan
agama, suku, warna kulit, adat istiadat, budaya, dan aspek-aspek kekhususan
lainnya. Rasulullah pernah bersabda “hubbul wathon minal iman” artinya: Cinta sesama saudara setanan air termasuk
sebagian dari iman.
3.
Ukhuwah Basyariyyah/ Insaniyah, yang
berarti persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan, berlaku
pada semua manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, ras, dan
aspek-aspek kekhususan lainnya. Ukhuwah ini harus dilandasi bahwa semua manusia
adalah sama, sama-sama makhluk Allah yang tidak boleh dibeda-bedakan. Meskipun
Allah menunjukkan ajaran yang benar kepada umat manusia yaitu Islam, Allah
membebaskan manusia memilih jalannya sendiri berdasarkan atas pertimbangan
rasionya.
Menurut Dr. KH Didin Hafidhuddin (2003),
penyakit ukhuwah yang harus kita jauhi adalah:
a. Pemahaman Islam yang tidak
komperhensif dan kaffah.
Pemahaman Islam yang masih sempit menjadi salah
satu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap sesamanya.
b. Ta’asub atau fanatisme
yang berlebihan.
Sikap yang terlalu fanatik dan
mengagung-agungkan kelompoknya bisa merusak tali ukhuwah. Oleh karena itu sikap
seperti ini seharusnya kita hindari.
c. Kurang toleransi atau
tasamuh.
Perbedaan pendapat dalam Islam sering kali
muncul. Kita harus menghargai dan menghormati pendapat orang lain untuk menjaga
tali ukhuwah kita.
d. Suka bermusuhan.
Kadang hati manusia dirasuki sifat hasud,
dengki, iri hati yang bisa menimbulkan permusuhan. Sifat seperti ini seharusnya
kita hindari, karena hal ini dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.
e. Kurang bersedia untuk
saling bertausiyah (saling menasehati).
Saling mengingatkan dan saling menasehati itu
penting apabila kita melihat ada saudara kita yang berbuat suatu kesalahan.
Nasehat yang diberikan harus diucapkan dengan kata-kata yang halus dan sopan,
jangan membentak dan merasa bahwa diri kita yang peling benar meskipun
seseorang yang kita nasehati usianya dibawah usia kita. Dengan adanya kesediaan
untuk saling menasehati dan rasa kasih sayang terhadap semua umat manusia,ukhuwah
yang kita harapkan dapat terwujud.